Perluas Zona Nyaman Kreatif Anda: Fotografi Olahraga
Indonesian (Bahasa Indonesia) translation by Yosef Andreas (you can also view the original English article)
Pendahuluan
Kebanyakan fotografer memiliki minat atau bakat tertentu; sesuatu yang kita kuasai, merasa nyaman dan paling sering kita potret. Pada sisi lainnya, itu juga masuk akal bahwa kebanyakan dari kita memiliki sesuatu yang tidak kita kuasai sebelumnya. Bagi saya, itu adalah fotografi olahraga. Dalam artikel ini, saya akan memberitahukan kepada anda tentang pengalaman saya dalam memotret pertandingan roller indoor dalam langkah cepat untuk pertama kalinya.
Mencari Seorang "Pro" Untuk Mendapatkan Saran
Pada pertandingan ini, Pemain Roller Wanita Newcastle bermain melawan Pemain Roller Wanita Rainy City pada NRG's home turf. Saya tahu bahwa fotografer lokal mereka Zero G akan ada di sana dan saya berharap dapat beberapa tips darinya karena dia telah melakukan ini beberapa kali sebelumnya. Jika anda memotret di luar zona nyaman anda untuk pertama kalinya, akan sangat membantu jika anda punya seseorang yang membimbing anda atau sebagai "bayangan" sehingga anda dapat melihat bagaimana sesuatu tersebut dilakukan.
Segera setelah saya bertemu "G", saya menanyainya tentang lensa. Saya telah merencanakan untuk memotret dengan lensa 70-300mm f/4.5- 5.6 VR, karena saya menyadari kalau saya perlu melakukan zoom namun dia menjelaskan kepada saya bahwa saya lebih baik menggunakan 135mm f/2 karena kemampuannya memotret dalam cahaya rendah akan membantu saya dengan shutter speed yang lebih cepat dan membuat aksi yang mendekati saya daripada saya harus mengikutinya sepanjang track. Saya akan mendemonstrasikan hasil 70-300mm nantinya.
Usaha Pertama Saya
Mengingat apa yang disampaikan G, saya siap di posisi dengan lensa 135mm f/2 terpasang. Saya memotret dalam mode manual , dimana bahkan sebagai fotografer profesional, saya akui bahwa itu masih menakutkan bagi saya. Saya membiarkan kamera tetap dalam auto ISO (Nikon D800 sangat bagus pada ISO yang lebih tinggi jadi saya tidak terlalu khawatir akan hal ini), memasang aperture pada f/2.2 (seringkali saya berhenti untuk membuka lebih lebar karena biasanya hasilnya terlalu lembut), mencoba shutter speed 1/250s dan mendapat hasil berikut:



Yeah. Tidak begitu baik. Jadi, tempat saya lumayan oke (Saya menghadap ke arah wajah para pemain), cahayanya bagus (perhatikan aperture box) dan tidak terlalu noisy (ISO 1400 masih ok) jadi jelas sekali masalah saya adalah pada shutter speed. Kelihatannya kurang cukup cepat.
Pengambilan Kedua
Saya tahu bahwa saya perlu mengubah shutter speed jadi saya mencoba 1/500s dan membiarkan pengaturan lainnya tetap sama. Ini membuat ISO menjadi 2500. Terlalu tinggi bagi saya namun masih oke. Inilah hasilnya:



Hmm, masih kabur; apa yang masih salah? Saya melihat layar info pada kamera. AF-S (single focus mode). Kesalahan pemula. Single focus tidak masalah bagi subjek diam, namun ketika anda memiliki wanita yang bergerak - gerak menggunakan skate, itu tidak cukup baik. Diam - diam saya memarahi diri sendiri dan mengubah ke AF-C (continuous focus mode). Pada dasarnya ini menyesuaikan fokus anda sehingga ketika anda menemukan subjek, anda dapat tetap menekan separuh tombol shutter dengan bergerak mengikutinya tanpa kehilangan fokus. Ini juga cukup masuk akal untuk memindahkan titik fokus ke area mata subjek.
Yang Ketiga Menakjubkan
Dengan mengingat apa yang baru saja saya temukan, saya menyadari bahwa saya mungkin tidak memerlukan shutter speed yang terlalu cepat. Saya menurunkannya menjadi 1/320s (ISO 800 - jauh lebih senang dengan gambar tersebut) dan membiarkan yang lainnya tetap sama.



Hurrah! Walaupun mereka tidak menghadap kamera, namun gambarnya tajam dan jernih walaupun mereka bergerak. Saya mulai lebih sering bermain dengan pengaturan ini dibandingkan dengan sebelumnya dan cukup senang dengan hasil yang saya dapat. Sekarang saya telah mendapatkan pengaturannya, saya ingin lebih berkonsentrasi kepada komposisi dan melihat apakah saya mendapatkan gambar aksi yang memuaskan. Saya mulai mencari aksi puncak: momen dalam pertandingan dimana sesuatu yang menakjubkan sedang terjadi, atau akan terjadi.



Ini lebih seperti itu. Gadis berkostum biru pada latar depan memasang cap bintang pada helmnya sambil berskating pada track dan dikejar oleh gadis dengan cap bintang seperti yang anda lihat di belakangnya. Banyak aksi yang terjadi, beberapa kerumunan yang blur di belakang dan semua yang di depan tampak tajam dan tanpa noise.
Penggantian Lensa
Setelah saya mendapatkan beberapa foto yang cukup membuat saya senang, saya berpikir untuk mengganti lensa ke 70-300mm dan mencobanya untuk melihat perbedaan hasil. Aperture terendahnya adalah f/4.5 jadi saya tidak punya pilihan selain memulai dari situ. Saya dipaksa untuk menggunakan shutter speed lebih lambat dari yang saya mau, 1/200s karena bahkan pada speed ini nilai ISO masih di 6400 dan ini hanya pada 110mm:



Lebih sulit untuk melihatnya dari gambar kecil namun itu benar - benar penuh noise. Hasilnya bahkan tidak tajam. Saya dapat mengerti bahwa keuntungan mempunyai lensa zoom dilampaui oleh lensa yang "lebih cepat" dan akhirnya berganti lagi ke 135mm hingga selanjutnya.
Kesimpulan
Saya mendapatkan gambar yang membuat saya senang namun masih sulit untuk mengatakan bahwa saya sudah ahli pada bidang ini sekarang. Bagaimanapun juga, saya merasa jauh lebih nyaman memotret dengan mode manual - Saya rasa karena ini hanya untuk senang - senang dan tidak ada tekanan. Saya juga memiliki pengertian yang jauh lebih baik tentang apa yang diperlukan untuk fotografi action / sport dibanding sebelumnya. Merupakan hal yang bagus jika kita keluar dari zona nyaman dan belajar beberapa keahlian baru. Jika anda merencanakan untuk melakukannya (dalam bidang apapun) maka berikut daftar saran saya untuk mendapatkan keuntungan dari itu sebisa mungkin:
- Coba untuk pergi bersama dengan seorang ahli dalam bidang tersebut; dan jangan takut untuk meminta tips dan saran.
- Gunakan semua lensa anda (atau yang cukup penting jika anda punya banyak) - anda mungkin akan berakhir dengan menggunakan seluruh lensa yang berbeda dibanding apa yang anda kira sebelumnya.
- Miliki rasa percaya diri dalam pengetahuan anda dan kamera anda - memotret dalam mode manual sebisa mungkin; tidak masalah jika nantinya anda salah, itulah cara kita belajar.
- Jangan buang hasil foto anda yang "jelek". Lihat metadatanya, belajar dari situ dan bandingkan dengan hasil berikutnya terhadap objek yang sama - hasilnya akan menjadi lebih baik.
Saya mendapatkan kesenangan jauh lebih banyak yang saya harapkan saat melakukan ini. Awalnya, saya cukup ketakutan. Akan sangat menakutkan jika anda beberja di luar zona nyaman anda; namun faktanya adalah "itu hanya untuk senang - senang" (bukan untuk klien) hilangkan tekanannya - Saya tentu saja tidak akan merekomendasikan kepada anda untuk melakukan suatu hal untuk pertama kalinya untuk seorang klien. Saya tentu saja akan melakukan sesuatu hal yang baru lagi karena itu adalah kesempatan belajar yang brilian dan itu membantu saya untuk mendapatkan lebih banyak rasa percaya diri tlm diri saya. Cobalah, coba sesuatu yang baru dan memotretlah di luar zona nyaman anda; anda akan memetik keuntungannya.
