Bagaimana Membangun Audiens Untuk Live Stream
Indonesian (Bahasa Indonesia) translation by Yosef Andreas (you can also view the original English article)
"Menuju live" biasa digunakan pada jaringan TV dan stasiun radio. Sekarang, siapapun dengan koneksi internet yang layak dan komputer atau perangkat mobile dapat menyiarkan langsung secara online—kapanpun, dimanapun—menggunakan aplikasi seperti Periscope, Facebook Live, Twitch dan YouTube Live.
Kita telah melihat pada jenis siaran langsung yang dapat kamu lakukan. Setelah kamu memulai, tantangan sebenarnya adalah menarik—dan membangun—sebuah audiens. Di dalam kebanyakan landscape yaitu World Wide Web, bagaimana kamu bisa ditemukan pertama kali?



Dan bahkan jika seseorang menemukan live stream-mu, bagaimana kamu mempertahankan mereka tetap menyaksikan ketika ada begitu banyak kompetisi di dunia online?
Itu tidak mudah. Cukup tanyakan pembuat Blab, layanan live streaming yang sekarang tutup. Shaan Puri menarik dukungan pada Blab pada August 12th, terlepas itu dilaporkan memiliki 3.9 juta pengguna.
Apa yang dia temukan adalah hanya 10 persen dari pengguna yang kembali secara teratur. Mengapa? Karena—mengutip Puri—kebanyakan live stream payah. Mereka ada karena penyiar ingin dilihat, bukan karena kontennya merupakan sesuatu yang ingin disaksikan oleh pemirsa.
Jadi berikut adalah empat strategi untuk membantumu di dalam permainan live streaming:
1. Buat Konten Yang Bagus Secara Konsisten
Langkah pertama menarik audiens adalah terlebih dahulu membuat sesuatu yang layak disaksikan.



Apa yang unik tentang live streaming yang berlawanan dengan bentuk konten video lainnya adalah itu terjadi dalam real-time. Stasiun TV mengambil kapital dari aspek real time ini setiap kali mereka melakukan live dengan breaking news. Orang menyetel masuk karena tindakannya sekarang. Ada level kesenangan tertentu dan antisipasi tidak mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya.
Kamu mungkin tidak ditutup dengan breaking news, namun kontenmu harus cukup menarik untuk membuat orang menghentikan apa yang mereka lakukan untuk menonton.
Acara memiliki faktor "sekarang" yang alami, apakah acara itu sebuah konferensi, acara kelulusan atau pesta. Berdasarkan itu, kamu harus menyediakan nilai informasi atau hiburan untuk diberikan kepada audiens.
2. Bangun Buzz Tentang Siaranmu
Setelah kamu menentukan apa yang akan kamu lakukan secara live stream, kamu perlu mempromosikan tentang itu.



Tahap pertama: kanal media sosial seperti Twitter, Facebook, LinkedIn dan Instagram. Biarkan orang tahu kapan dan dimana mereka dapat menonton live stream milikmu—dan yang lebih penting, mengapa mereka harus menonton. Apa untungnya bagi mereka?
Jangan memberikan setiap detail apa yang akan terjadi. Goda penonton untuk memicu ketertarikannya.
Berikut beberapa tips untuk mempromosikan live stream-mu:
- buat gambar atau grafik menarik dengan detail acaramu
- cantumkan hashtag (satu untuk Twitter, 3 - 5 untuk Instagram) untuk membuatnya mudah dicari
- buat pratinjau video pendek untuk menarik perhatian
- tag orang berpengaruh dan lainnya yang mungkin tertarik
Promosikan live stream dengan baik di awal, dan lakukan dengan sering. Platform seperti Hootsuite dapat membantumu menjadwalkan semua postinganmu sekaligus. Kamu juga dapat mendapatkannya melalui sebuah newsletter, blog post atau bahkan email.
3. Berinteraksi Dengan Pemirsa
Setelah live streammu berjalan, kamu perlu berinteraksi dengan audiens. Itu bukan tentang kamu memberikan ceramah—itu tentang mendengar dan menarik balik.



Berikut bagaimana membuat penonton merasa mereka merupakan bagian dari acara live, bukan hanya penonton:
- minta pertanyaan dan respon itu dalam real time
- sapa penontonmu dengan nama (orang menyukai ini!)
- instruksikan penonton untuk mengirimkan likes dan hearts untuk pertanyaan yang bagus atau komentar dari orang lainnya
- dorong audiens untuk menyebarkan itu pada media sosial selama live stream
Banyak yang dilakukan saat live streaming, jadi kamu mungkin ingin meminta teman atau rekan kerja untuk menangani komentar online sehingga kamu dapat fokus pada penyampaian konten.
Cara lainnya untuk menjaga audiens tertarik adalah dengan memancing sesuatu yang akan hadir selama siaran. Memiliki pengumuman, tamu atau hadiah yang mengejutkan di bagian akhir meningkatkan kesempatan bagi penonton untuk tetap di tempat.
Jangan lupa meminta penonton untuk mengikutimu sehingga mereka akan diberitahukan waktu berikutnya kamu live!
4. Tentukan Ulang Tujuan Videomu
Setelah live stream selesai, buat kontenmu tersedia untuk pemutaran ulang. Bagaimana kamu melakukan ini tergantung pada platform yang kamu gunakan untuk live streaming.
Facebook Live akan menyimpan video ke Page atau profilmu. YouTube Live akan menguploadnya ke Video Manager kanalmu. Periscope membolehkanmu menyimpan live stream ke camera roll perangkat mobilemu. Dari sana, kamu dapat mengupload video ke YouTube atau Facebook.
Jika kamu mahir dalam teknologi, kamu dapat mendownload live stream-mu dan mengeditnya. Sebagai contoh, kamu mungkin ingin memisahkan hanya satu segmen pendek, atau menambahkan call to action di bagian akhir.
Maka ini waktunya untuk lebih banyak promosi. Kamu dapat:
- membagikan video di media sosial
- menempelkan pada website
- menuliskan sebuah blog post terkait
Menentukan ulang tujuan live stream adalah cara bagus untuk menghasilkan lebih banyak konten dan meningkatkan audiens.
Maju!
Kualitas videomu penting, namun peralatanmu tidak harus mahal. Sedikit pencahayaan ekstra akan meningkatkan kualitas tiap gambar, bahkan dari webcam tua. Sebuah webcam bermutu bagus atau camcoder (bahkan yang lebih tua) merupakan peningkatan yang besar juga.
Terakhir, jangan takut untuk bereksperimen dan bersenang-senang. Yang paling penting adalah kamu memulai! Live streaming masih dalam tahap awal; taktik dan cara terbaik masih berkembang. Coba waktu siaran, panjang dan konsep yang berbeda untuk melihat apa yang berkerja untukmu dan audiensmu.
