Bagaimana Cara Merangkul Keterbatasan Kreatif pada Fotografi Smartphone
() translation by (you can also view the original English article)
Sebagian besar teman-teman fotografiku sangat menolak untuk menggunakan kamera smartphone (ponsel pintar) untuk hal apa pun selain memotret. Jangan salah: kamera smartphone tidak bisa menandingi full frame DSLR-mu pada saat cahaya redup, dan detailnya tidak mungkin sama.
Bagaimanapun, fotografi smartphone memiliki kelebihan dan keuntungannya tersendiri. Tidak seperti DSLR, kamu bisa mengambil, mengedit, dan mengunggah foto dari smartphone secara langsung.
Tidak lama sebelum ini aku berpikir bahwa kamera iPhone-ku adalah kamera yang kurang bagus. Di dalam artikel ini, aku ingin membagikan beberapa ide bagaimana cara menggunakan kamera smartphone-mu secara efektif dan menganggapnya sebagai bagian dari perlengkapan kameramu.
Cari Tahu Alur Kerja Selulermu
Satu alasan aku menolak fotografi seluler: ini tidak cocok dengan alur kerjaku yang ada. Aku memiliki Lightroom catalog (file basis data spesifik pada Lightroom) yang bagus pada sepuluh tahun foto-foto dari SLR-ku, tetapi foto dari ponsel terlihat agak tidak cocok.
Demikianlah penolakanku untuk menggunakan smartphone sebagai kamera datang. Aku hanya akan mengambil foto biasa dengan iPhone, dan jarang-jarang
untuk memindahkannya ketika aku meningkatkan (mengganti) ponsel.



Aku mulai menggunakan kamera iPhone setiap hari ketika aku menentukan bagaimana foto-foto tersebut akan cocok dengan alur kerjaku. Mungkin kamu berada di situasi yang sama, dan kamu merasa seperti kamu tidak tahu bagaimana untuk mengelola foto di selulermu. Inilah beberapa kelebihan alur kerja utama seluler dan bagaimana kamu bisa menerapkannya.
Lebih Sederhana untuk Penyimpanan
Foto yang diambil menggunakan DSLR-ku disimpan melalui alur kerja yang terstruktur: aku mengambil foto, memindahkannya ke dua lokasi berbeda untuk keamanan, memprosesnya di Lightroom, mengekspor data yang telah jadi, dan mencadangkan library-ku (media untuk mengelola berbagai macam file) ke Amazon Cloud Drive.
Di iPhone-ku, hal-hal lebihlah mudah. Aku mengambil sebuah foto, dan ketika aku tersambung ke Wi-Fi, foto tersebut tersimpan di iCloud Photo Library-ku. Foto-fotoku tersedia setiap aku menyalakan iPhone, iPad atau Macbook-ku.



Android dan iOS menawarkan metode-metode yang sempurna untuk menyambungkan foto-foto ke dalam cloud (layanan penyimpanan di internet), berarti dengan adanya kedua iCloud Photo Library dan Google Photos, kamu tidak perlu menyimpan semua foto secara lokal ke dalam perangkat. Di iPhone-ku, aku bisa mengakses semua 1.500 foto di dalam akunku, tapi hanya sekitar 200 megabytes penyimpanan yang terpakai. Foto-foto belakangan ini tersimpan secara langsung ke perangkat, tapi aku bisa melihat-lihat keseluruhan library dan mengunduh semua foto yang dibutuhkan. Android memiliki platform cloud yang sama kuatnya di Google Photos. Jika kamu lebih memilih platform yang agnostik (lebih bebas), kamu bisa menggunakan platform seperti Dropbox yang dengan otomatis mengunggah foto-foto ke akun Dropbox-mu.
Inilah perspektifku: sebelum aku mengambil sebuah foto dengan DSLR, aku menentukan kalau hal ini akan sepadan dengan kesulitan yang melalui alur kerjaku. Di iPhone-ku, aku tidak ragu untuk mengambil sebuah foto karena alur kerjanya sangat mudah.
Aplikasi Mengedit yang Unggul
Android dan iOS dua-duanya memiliki aplikasi mengedit yang unggul. Aplikasi pengedit foto bawaannya cukup bagus untuk pengkoreksian dasar, memotong foto dan aplikasi tersebut ada di standar perpustakaan/galeri foto.
Di luar hal itu, jangan lewatkan aplikasi-aplikasi mengedit foto popular berikut ini:
- VSCO Cam – Kemungkinan adalah aplikasi pengedit di seluler paling terkenal, baik untuk mengedit gaya film di ponsel.
- Phonto – ini adalahan aplikasi yang apik untuk menambahkan teks di atas sebuah foto untuk tampilan yang kreatif.
- Polarr – sebuah pengedit foto kreatif untuk pengaturan lanjutan.
- Lightroom for Mobile – Aplikasi ponselnya gratis, dan apabila kamu adalah pengguna Creative Cloud, kamu bisa mengunggah foto-foto ke Lightroom Catalog.



Lebih Mudah untuk Dibagikan
Aku akan menyatakan pendapatku di sini: apabila kamu memiliki sebuah smartphone, kamu mungkin paling tidak menggunakan satu jejaring sosial. Kebanyakan jejaring sosial memiliki aplikasi ponsel yang sangat baik, jadi hal ini masuk akal bahwa cara yang paling mudah untuk memasang fotomu secara langsung adalah melalui smartphone-mu.



Ketika aku mulai menggunakan kamera smartphone-ku, aku mulai membagikan foto lebih sering. Alur kerja seluler adalah menyingkirkan penghalang untuk mengambil, membagikan, dan menyimpan foto-fotomu.
Memikirkan Kembali Smartphone-mu sebagai Kamera
Aku telah mendapatkan firasat bahwa para pembaca Tuts+ adalah para pengguna produk terbaru. Kamu mungkin telah mencoba kamera di smartphone-mu beberapa tahun lalu dan berhenti menggunakannya untuk mengambil foto. Tidak peduli semudah apa pun alur kerjanya, kamera smartphone harusnya bagus untuk mejadikan berharganya waktumu.
Inilah masalahnya: apabila kamu saat ini tidak mencoba menggunakan smartphone sebagai kamera yang sebenarnya, kamu mungkin meremehkan kemampuannya. Kedua perangkat iOS dan Android bahkan sekarang bisa mengambil foto dengan DNG (format file mentah universal) untuk proses pengeditan yang lebih leluasa.



Mungkin inilah saatnya untuk memberikan kesempatan pada ponsel selulermu. Kamera pada smartphone yang kamu coba tiga tahun lalu sangatlah jelas berbeda daripada smartphone terbaru yang lebih baik.
Rangkullah Kelemahan Smartphone-mu
Jika ada satu hal yang saya tahu tentang fotografi, itu adalah: batasan mendorong kreatifitas. Beberapa foto favoritku diambil saat aku berjalan keluar pintu dengan satu lensa utama, atau harus mengambil foto di bawah cahaya lampu yang redup.
Kamu mungkin menghindari mengambil foto menggunakan smartphone karena smartphone tidak memiliki sebuah optical zoom, atau tidak bisa mengambil foto yang jelas pada ISO 6400. Aku mengasumsikan bahwa hal ini jelas alasan fotografi smartphone sangatlah kuat.



Ketika kamu menggunakan kamera smartphone-mu, kamu tahu persis bagaimana kemungkinannya. Kamu tidak dapat memperbesar foto tanpa kehilangan kualitas, atau
mengalihkan rendahnya kedalaman ruang (sebagaimana di kebanyakan
smartphone). Ketika kamu mengakui kekurangan-kekurangan itu, kamu mulai
berpikir tentang apa yang mungkin. Untukku, penyelesaian masalah ini
adalah di mana kreatifitas sebenarnya mulai terjadi.
Fotografi Seluler Membuka Akses
Kebanyakan stadion memiliki kebijakan kamera yang ketat. Semoga berhasil melewati gerbang arena atau tempat konser dengan lensa
DSLR and telephoto yang cukup besar. Bahkan lensa fast prime dapat
membuat penjaga keamanan mengusirmu.
Sulit dibayangkan sebuah tempat melarang adanya smartphone. Ini adalah alasan yang sempurna untuk lebih memilih perangkat seluler-mu daripada kamera utama.



Dengan sebuah smartphone, kamu mungkin tidak dapat memperbesar sebuah foto gitaris utama atau point guard dengan detail. Tapi kamu bisa mengambil foto seluas tempat tersebut dan mengambil
sebuah memori sebuah peristiwa yang dapat mengingatkanmu pada memori
tersebut seketika.
Ingat: kamera terbaik adalah kamera yang sebenarnya dapat kamu bawa bersamamu. Ada beberapa situasi di mana smartphone adalah satu-satunya harapan untuk mengambil foto.
Rekap & Terus Belajar
Tidak hanya sensor dan lensa smartphone yang lebih baik dari sebelumnya, ada juga keuntungan yang logis untuk alur kerja. Di sini ada beberapa tutorial untuk memaksimalkan kemampuanmu:
- Jika Anda pengguna iOS, pelajari lebih banyak tentang Apple foto yang akan membantu Anda berpikir bahwa iPhone sebagai kamera yang tangguh. Pelajari lebih lanjut tentang Apple Photos bagi Fotografer untuk panduan singkat dalam memulai.
- Daniel Korpai memiliki tutorial yang baik tentang penggambaran alur kerja smartphone apabila kamu ingin mengelola foto-foto selulermu dari saat mengambil, mengedit sampai membagikan
- Tidak ingin menggunakan smartphone sebagai kamera? Kamu tetap bisa menggunakan ini untuk mengedit foto-foto RAW DSLR.
- Apabila kamu pengguna Adobe Lightroom komputer, lihat 3 perubahan pada Lightroom Mobile untuk mengetahui aplikasi seluler lebih lanjut.
Bagaimana kamu menggunakan smartphone? Apakah ini adalah kamera yang sebenarnya untukmu, atau hanya untuk mengambil gambar biasa?