Bagaimana Membuat Video Panduan Sederhana
() translation by (you can also view the original English article)
Ketika saya perlu mempelajari sebuah skill baru, tindakan pertama saya biasanya menggunakan Google dan mulai mencari "Bagaimana (masukkan skill yang perlu saya ketahui)". Dengan menilai prediksi pencarian Google, saya bukanlah satu-satunya. Pencarian ini membaw pada video panduan pada YouTube atau situs instruksional seperti Tuts+.
Format video Panduan adalah salah satu cara paling populer untuk mengajar penonton. Itu adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas untuk menyelesaikan tugas. Di akhir video, penonton harusnya dapat mengambil langkah yang sama dan mencapai apa yang mereka tentukan untuk mempelajarinya.
Tujuan sebuah video "panduan" adalah memberikan kepada penonton rangkaian langkah-langkah untuk mencapai sebuah tugas atau mempelajari sebuah skill baru.
Mengajari dengan video dapat menakutkan. Kamu mungkin bertanya-tanya "Bagaimana saya membuat penonton tetap tertarik?" atau memikirkan, "Saya bukanlah orang beken di YouTube, mengapa seseorang mau mendengarkan saya?" Keduanya adalah pertanyaan valid yang akan kita tangani di dalam tutorial ini.
Mari kita mulai dengan sebuah contoh kecil. Saya sangat menyukai video "Panduan" sederhana ini tentang mengupas alpukat: kokinya menawarkan beberapa tips, dan kemudian menyelami ke dalam langkah-langkah dalam mencapai tugas yang ada.
Tutorial ini tidak tentang kamera terbaik untuk digunakan, atau bagaimana mengedit videomu (walaupun, jika itu yang kamu cari, kamu punya banyak). Namun, kita akan berfokus pada bagaimana menyampaikan pesanmu kepada penonton, dan meninggalkan mereka dengan sebuah skill baru.
Setiap orang memiliki sesuatu untuk diajarkan! Apakah kamu ingin memulai sebuah kanal YouTube dengan keahlianmu atau hanya sekedar membantu anggota keluarga dengan video rekaman, format panduan adalah pilihan yang bagus.
Sebuah Contoh Klasik
Pelukis Bob Ross merupakan seorang ahli panduan. Videonya mewujudkan ide memberikan sebuah skill baru kepada penonton dengan tiap dan setiap video.
Bob Ross membangun sebuah atas dan membagikan pengetahuannya jauh sebelum internet menyediakan platform penerbitan gratis. Sementara dia bergantung pada PBS yang membawanya ke dalam rumah penonton, batasan tersebut sudah tidak ada lagi. Dengan sebuah smartphone dan situs seperti YouTube, Vimeo, Twitch, atau lusinan lainnya, kamu juga dapat mengajar.
Bangun Kepercayaan Audiensmu
Di dalam detik pertama video, jika bukan separuh detik pertama, penonton akan menentukan apakah mereka mempercayaimu sebagai instruktur mereka. Penting untuk menangkap perhatian mereka secara cepat dan memastikan bahwa kamu adalah orang tepat untuk mengajar mereka.
Kamu tidak harus menjadi terkenal untuk memiliki otoritas. Mari kita lihat tiga teknik untuk membangun kepercayaan audiens. Tidak perlu memadukan semuanya, namun miliki tujuan untuk mencantumkan paling tidak salah satu dari ini di dalam menit pertama video.
Testimoni Dari Ahli
Bahkan jika kamu bukanlah seorang ahli, dengan memiliki salah satu ahli yang muncul di dalam videomu dan menyediakan testimoni ahli memberikan kredibilitas instan pada pengajaranmu.

Di dalam tutorial David Bode di atas, dari kursus Dasar-Dasar Makeup Untuk Video, seorang ahli makeup profesional membagikan keahliannya. David adalah seorang profesional video, dan cukup mengetahui tentang makeup untuk membagikan pengetahuannya. Namun ahli makeup profesional yang benar-benar membangun kepercayaan penonton secara langsung dan menahan perhatian mereka.
Contoh Kongkrit
Di atas semuanya, contoh kongkrit yang akan dicapai penonton akan membangun kepercayaan secara cepat. Saya jauh lebih tertarik untuk menonton video hingga lengkap jika saya tahu bagaimana hasilnya. Menunjukkan hasil akhir di bagian awal akan membangun kepercayaan penonton.
Menit pertama video ini memberikan contoh kongkrit tentang langkah-langkah apa yang akan mencapai. Itu memerlukan tugas membosankan dan membuatnya layak dengan goal akhir yang dikejar.
Bicara Dalam Bahasanya
Penggunaan kata-kata yang benar membangun otoritasmu sebagai instruktur yang mumpuni.
Katakanlah penonton mempelajari sesuatu yang spesifik tentang sebuah aplikasi, seperti fitur lanjutan sebuah aplikasi seperti Photoshop. Untuk membangun kepercayaan, itu akan membantu untuk menggunakan istilah khusus fotografi dan Photoshop.
Pendidik menyebut ini "terminologi yang terikat subyek", dan dengan itu mereka menunjukkan semua jargon, slang, dan kata-kata teknis yang masuk akal bagi orang-orang yang mahir di dalam subyek, namun mungkin tidak berarti apapun (atau sesuatu yang benar-benar berbeda) bagi orang yang tidak mahir.
Penting juga untuk menjelaskan, jika perlu, apa maksud istilah tersebut dalam bahasa awam sehingga orang-orang yang baru akan hal yang kamu ajarkan dapat mengikutinya juga.
Baiklah, sekarang kamu mendapatkan perhatian subyek. Sekarang, apa yang kamu lakukan dengan itu? Mari rencanakan sisa video kita.
Rencanakan Video Dengan Subgoal
Mengajar dengan video mengakomodir penonton dengan banyak gaya pengajaran. Beberapa penonton akan menyaksikan keseluruhan video dan kemudian mencoba skill itu sendiri, sementara yang lainnya akan mengikuti bersama tahap demi tahap.
Subgoal adalah milestone di dalam video panduan yang dapat digunakan penonton untuk memeriksa kemajuannya. Ini khususnya berguna ketika kamu mengajar subyek yang lebih panjang. Jika penonton tersesat atau terhenti saat mencoba mengikuti, dia dapat memutar ulang ke subgoal sebelumnya.
Ketika saya menuliskan sebuah video, saya mulai dengan menuliskan garis besarnya. Garis besar ini membuat saya tetap pada jalur ketika menuliskan video dan tetap membayangkan siswa di depan pikiran saya. Saya memikirkan perencaan video di dalam tiga langkah:
- Hasil Pembelajaran Yang Diinginkan: Apa goal keseluruhan video, atau apa yang seharusnya diketahui penonton ketika mereka selesai menonton?
- Subgoal: subgoal video merupakan pos pemeriksaan bagi pengguna untuk memastikan bahwa mereka tetap dalam jalur panduan.
- Langkah-Langkah: tindakan individu ("klik pada menu ini", "ubah pengaturan ini") yang diambil penonton untuk maju menuju hasil pelajaran. Jika pengguna mengikuti semua langkah, mereka harusnya berakhir dengan hasil yang pada dasarnya sama.
Tutorial Charles Yeager "Bagaimana Menstabilkan Video Di Dalam After Effects dengan ReelSteady" adalah contoh bagus tentang cara menerapkan subgoal. Bahkan jika kamu tidak tertarik dalam skill yang dia ajarkan, periksa video di bawah secara singkat untuk melihat pendekatannya.

Berikut beberapa subgoal yang Charles gunakan di dalam video:
- Download dan install software ReelSteady untuk memulai
- Pastikan kamu mengambil rekaman dengan lensa sudut lebar dan shutter speed tinggi untuk hasil terbaik
- Terapkan plugin dalam software ReelSteady dalam AfterEffects
- Buka dan terapakan salah satu plugin dari daftar
- Sesuaikan pengaturan dan fitur untuk dicocokkan dalam videomu
Video Charles cukup panjang dan merupakan panduan lengkap tentang skill tersebut, namun itu memiliki semua ciri video yang sukses. Itu adalah skill yang penting bagi videografer pemula, dan subgoal membantu pengguna melacak kesuksesannya.
Setelah kamu menentukan subgoal, waktunya untuk menekan rekam. Tidak ada yang spesial tentang merekam video panduan, namun saya memiliki teknik favorit untuk dibagikan: bagikan videomu dengan seorang pemula ketika selesai untuk sebuah feedback jujur dan terus terang. Terkadang, saya begitu terbiasa pada apa yang saya ajarkan sehingga saya lupa kebutuhan seorang pemula, dan langkah ini membantu memperbaiki itu.
Rekap & Terus Belajar
Hal bagus tentang video panduan adalah bahwa formatnya sangat mudah dimengerti oleh penonton. Namun bagaimana pun juga, ada banyak ruang untuk kreatifitas di dalam eksekusinya.
Berpeganglah pada tiga kunci ini ketika membuat video panduan:
- Bangun otoritas lebih awal di dalam video. Berikan penonton sebuah alasan untuk mempercayaimu; mereka telah mempercayaimu untuk mendapatkan skill yang mereka butuhkan.
- Miliki sebuah goal pusat untuk video panduanmu, dengan menentukan hasil pembelajaran utama. Di akhir video, pengguna hendaknya mengetahui tepatnya apa yang dapat mereka capai.
- Atur subgoal, atau milestone yang ditentukan dengan jelas, untuk mempelajari skill itu.
Apakah kamu mengajar dengan format panduan? Jika demikian, bagaimana kamu memastikan bahwa penonton mengerti bahannya? Komentar merupakan cara yang bagus untuk membagikan pengetahuanmu dengan pembaca Tuts+ lainnya.