Advertisement
  1. Photo & Video
  2. Video

Bagaimana Merencanakan Studio Video Rumahan Anda

Scroll to top
Read Time: 7 min
This post is part of a series called Do-It-Yourself Video Studio.
How to Add Acoustic Treatment to the Floors in Your DIY Video Studio

() translation by (you can also view the original English article)

Hai! Saya Adi Purdila dan saya telah menjadi instruktur Tuts+ untuk beberapa waktu lamanya hingga saat ini. Saya memulai dengan melakukan screencast, dan baru-baru ini saya mengombinasikannya dengan presentasi langsung.

Saya juga sudah pindah berkali-kali. Sejak memulai dengan Tuts+, saya pindah ke tiga apartemen dan satu rumah, dan di masing-masing tempat itu saya memiliki pengaturan yang berbeda untuk perekaman. Nah, sekarang saya pindah lagi, dan tiba saatnya untuk kembali melakukan pengaturan rekaman. Perbedaannya adalah, kali ini saya punya ruang khusus untuk video.

Hari-hari saya melakukan rekaman di ruang tamu sudah berlalu. Dengan memiliki ruang studio saya bisa memasukinya kapan saja saya mau, dan hanya dengan menjentikkan satu saklar serta menekan beberapa tombol saya sudah siap untuk merekam suatu video. Namun demikian, bagian paling rumit adalah menata semuanya untuk pertama kali.

Setiap studio dimulai dengan satu ruang kosong, dan dengan itu kita akan mulai dalam seri ini. Sambil jalan, kita akan menelusuri semua keputusan yang mendasari pembuatan pengaturan video yang dilakukan sendiri. Dalam tutorial ini, Anda akan belajar bagaimana merencanakan studio video rumahan Anda sehingga pada akhirnya Anda siap merekam video kapan saja tanpa banyak keruwetan.

Lumayan banyak yang harus dilakukan untuk mengubah suatu ruang kosong menjadi studio video, supaya mudah kita harus memecah pekerjaannya ke dalam beberapa bagian. Kita butuh suatu rencana. Berikut adalah apa yang akan kita bahas dalam seri ini:

  • Perlakuan akustik (bagaimana membuat suara ruangan yang bagus)
  • Bagaimana membuat atau menata suatu backdrop
  • Menambahkan meja kerja dan area demonstrasi
  • Pencahayaan
  • Peralatan perekaman audio
  • Peralatan perekaman video
  • Menyetel alur kerja perekaman Anda dengan baik
  • Menyetel studio Anda

Sekarang mari kita lihat pertanyaan besar yang harus diajukan untuk tiap bagian tersebut.

1. Bisakah Anda Menambahkan Perlakuan Akustik?

Memiliki suara yang bagus adalah hal yang esensial untuk setiap video yang sukses—dari sinilah mulainya. Kebanyakan ruang kosong menimbulkan banyak gaung dan suara yang kasar. Sebagaimana bisa Anda lihat, suara yang jernih dan bagus tidak dimungkinkan di ruang yang saya contohkan tanpa ada sejumlah perlakuan khusus.

Beberapa studio, terutama studio musik, diisolasi secara akustik: studio-studio tersebut sepenuhnya netral, dan tidak ada suara dari dunia luar yang bisa masuk ke dalam. Jenis pengaturannya adalah hal yang tidak ditanyakan oleh kebanyakan orang. Karena terlalu kompleks dan mahal untuk dilakukan kecuali Anda punya alasan yang benar-benar bagus. Alih-alih, kita akan berfokus pada perlakuan akustik: mengubah suara ruangan sehingga lebih menyenangkan. Dengan melakukan hal ini sekian kebisingan dari luar juga akan tereduksi.

Di tutorial berikutnya, akan saya beritahu Anda cara meletakkan karpet yang tebal di lantai. Karpet itu akan menangani sebagian besar gaungnya. Untuk menuntaskan perlakuannya saya akan menggunakan sejumlah kecil panel busa penyerap suara dan bass trap.

Mari melihat sekilas ruangan yang akan saya gunakan untuk proyek ini.

2. Bisakah Anda Memasang Backdrop?

Semua dinding di ruangan saya berwarna putih, dan meskipun putih itu lumayan fleksibel saya tahu bahwa bukan tampilan datar itu yang saya cari. Untuk memperbaikinya saya akan mengecat dinding dengan tampilan yang netral—tetapi gaya—warna biru.

Jika mengecat bukan pilihan Anda, kertas gulung backdrop juga bisa digunakan. Kertas gulung juga mudah dimiliki, bahkan jika Anda berencana untuk mengecat kalau Anda butuh mengganti warna latar belakang. Ada sistem kertas gulung yang dipasang di dinding (wall-mounted) dan ada juga yang dipasang berdiri (stand-mounted), pilihan Anda mungkin tergantung ruang dan anggaran yang ada.

3. Apakah Ada Ruang untuk Meja atau Meja Kerja?

Di hampir semua tutorial sebelumnya saya dalam posisi duduk. Kali ini saya akan mengganti sejumlah hal dan saya akan memasang meja berdiri yang dibuat dengan bahan-bahan yang relatif tidak mahal dari IKEA.

Tergantung apa yang Anda lakukan, Anda mungkin butuh meja kerja, suatu meja pajangan di atas, permukaan untuk memasak, atau area kerja apa saja yang Anda gunakan. Kuncinya adalah memikirkan ruangan yang Anda butuhkan untuk jenis demonstrasi yang akan Anda lakukan, lalu tambahkan ruang ekstra untuk pencahayaan, kamera, dan perlengkapan audio. Apakah Anda akan punya cukup ruang?

Tergantung pada karakteristik videonya, mungkin Anda juga membutuhkan sejumlah ruang untuk persiapan, seperti meja rias, atau rak ekstra untuk meletakkan alat-alat dan perlengkapan. Anda juga akan membutuhkan ruang untuk menyimpan peralatan video Anda dengan aman. Anda mungkin bisa mengepaskan peralatan Anda di bawah meja kerja.

4. Apakah Anda Bisa Menambahkan Pencahayaan? Bagaimana Dengan Pencahayaan Alami?

Pencahayaan yang berkualitas sangatlah penting untuk membuat video yang kualitasnya bagus. Untuk studio ini, saya akan menggunakan tiga titik sistem pencahayaan, dan pengaturan itulah yang paling saya rekomendasikan. Ini adalah pengaturan yang kokoh dan bisa diulang kembali bagi kebanyakan orang.

Di sisi lain, studio dengan pencahayaan alami bisa menghasilkan sejumlah pencahayaan berkualitas terbaik yang pernah ada. Matahari sangatlah variabel, kurang bisa diprediksi, dan kurang bisa dikendalikan dibandingkan cahaya buatan, tetapi jika Anda memiliki opsi untuk menggunakan pencahayaan alami di studio Anda maka hal itu layak dipertimbangkan.

5. Peralatan Audio Apa yang Anda Butuhkan?

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, suara yang baik sangatlah penting. Selain perlakuan akustik Anda juga akan membutuhkan beberapa perlengkapan audio khusus untuk menghasilkan suara yang hebat (dan membuat pekerjaan Anda lebih mudah). Kita akan membahas dasar-dasarnya, termasuk yang esensial seperti mikrofon, amplifier, dan perekam. Tergantung kebutuhan, solusi yang ada berkisar dari lapel mic sederhana seharga $40 direkam dengan smartphone Anda, sampai pocket recorder (seperti Zoom H1) di rentang harga $100, hingga mikrofon level profesional dan papan mixer.

Jika Anda benar-benar ingin menggali lebih dalam Dave Bode punya beberapa kursus hebat tentang topik ini. Saya merekomendasikan Produksi Audio untuk Wawancara dan Seni Rekaman Suara.

6. Peralatan Video Apa yang Akan Anda Gunakan?

DSLR yang memiliki kemampuan merekam video mengubah cara merekam secara radikal. Hari-hari ini, sangat memungkinkan Anda sudah memiliki mesin yang mampu merekam video. Smartphone baru, camcorder, atau suatu kamera DSLR yang bisa merekam video jelas sudah cukup untuk memulai. Meskipun demikian, dalam kondisi apa saja penting untuk mengetahui batasan peralatan yang Anda miliki.

Berikutnya dalam seri ini akan saya tunjukkan pada Anda kamera dan lensa yang saya gunakan dan bagaimana memaksimalkan perangkat perekaman Anda.

7. Bisakah Anda Membuat Alur Kerja Perekaman yang Bagus

Ada banyak proses-proses kecil yang dilakukan dalam membuat video. Sebagai contoh, saya menggunakan tampilan eksternal untuk memudahkkan saya melihat apa yang saya lakukan dengan kameranya, dan tablet untuk mengontrol kamera. Manajemen kabel dan ergonomi juga penting.

Akan kita bahas lagi lebih lanjut di seri tutorial ini, tetapi pertanyaan penting untuk saat ini: bisakah Anda bekerja sendiri di studio tersebut? Jika tidak, berdasarkan hal-hal spesifik dalam situasi Anda, apa yang akan Anda butuhkan untuk membuat proses perekaman Anda lebih lancar?

Here I am in my studioHere I am in my studioHere I am in my studio
Sedikit tanaman hijau akan membantu untuk membuat ruang studio yang lebih hidup

8. Bagaimana Anda Ingin Menyetel Studio Baru Anda?

Akhirnya, kita akan melihat lebih dekat ke pengaturan dan penyetelannya agar sesuai dengan keinginan Anda. Akan saya tunjukkan cara mengecek apakah framingnya benar, pencahayaannya OK, dan menambahkan sentuhan-sentuhan akhir.

Langkah yang ini dalam prosesnya adalah tentang membuat studio yang nyaman dan ruang yang positif untuk bekerja. Untuk hari ini, saya rekomendasikan Anda bersiap-siap dengan memikirkan apa saja nilai-nilai Anda. Apa yang Anda inginkan dalam suatu studio? Ketika Anda membayangkan citra suatu ruang perekaman yang dipersonalisasi, kira-kira apa yang paling penting?

Sebagai contoh, para instruktur kami menggunakan beragam ruang. David Bode menggunakan cahaya yang tegas pada latar belakang yang gelap. Secara kontras, Jackson Cuose menggunakan jendela lembut yang besar, dengan papan tempel kantornya sebagai latar belakang. Meskipun Anda tidak bisa melihatnya di kamera, Jordy Vandeput memiliki mural besar pahlawan super. Saya suka beberapa tanaman. Pikirkan apa yang akan membuat ruang Anda terlihat bagus.

Langkah Berikutnya: Membuat Rencana Kerja

Sekarang Anda sudah memiliki garis besarnya, mulailah membuat rencana pembangunan yang dipersonalisasi untuk studio Anda. Tulliskan semua yang Anda butuhkan. Di tutorial berikutnya, kita akan menggali lebih dalam tentang peralatan, dan Anda bisa mulai merakit alat-alat Anda. Hal paling awal yang akan Anda lakukan adalah memberikan perlakuan akustik ke ruangan dengan menghamparkan karpet, dan itulah yang akan dibahas pada tutorial berikutnya.

Advertisement
Did you find this post useful?
Want a weekly email summary?
Subscribe below and we’ll send you a weekly email summary of all new Photo & Video tutorials. Never miss out on learning about the next big thing.
Advertisement
Looking for something to help kick start your next project?
Envato Market has a range of items for sale to help get you started.