Mendapatkan Fokus dan Ketajaman Yang Lebih Baik Dalam Gambar
() translation by (you can also view the original English article)
Dua kali dalam sebulan kami mengunjungi ulang beberapa postingan favorit pembaca sepanjang sejarah Phototuts+. Tutorial ini pertama kali diterbitkan di bulan Oktober, 2009.
Keluhan yang paling sering saya dengar dari kebanyakan fotografer pada tingkat pengalaman manapun adalah "gambar saya tidak tajam", dan "Saya tidak bisa mengunci fokus". Kebanyakan ingin menyalahkan peralatan mereka dan, meskipun ada beberapa contoh dimana kesalahan terletak pada peralatan, saya telah menemukan mayoritasnya hanyalah kesalahan pengguna. Ini seringkali disebabkan kurangnya pemahaman cara kerja sistem autofocus (AF). Tutorial ini akan memberikan kamu pemahaman yang lebih baik tentang fokus dan ketajaman, dan semoga membantumu memotret foto yang memuaskan!
1. Sesuaikan Diopter
Apa? Diopter - atau eyepiece. Kamu tidak akan pernah tahu apakah subyek berada dalam fokus yang bagus jika kamu tidak bisa melihat sendiri ketajaman melalui eyepiece. Pada sisi eyepiece (seperti yang ditunjukkan di bawah) ada sebuah roda kecil untuk menyesuaikan fokus eyepiece sesuai dengan penglihatanmu.
Kamu bisa menyesuaikan eyepiece pada sudut yang cukup besar, namun jika kamu memerlukan lebih banyak koreksi pandangan mata, diopter pengganti tersedia untuk DSLR/SLR dari pabrik pembuat besar dalam rentang mulai dari -5 hingga +4 sesuai kebutuhan. Tidak, ini tidak akan membantu auto fokus berkerja lebih baik, namun itu akan membantu kamu menghargai ketika terjadi kegagalan dan membantu dalam fokus manual.



2. Memahami Viewfinder
Apa saja kegunaan dari semua ini? Di sinilah dimana kamu perlu mengambil manual (masih ingat buku yang ada bersamaan dengan kamera kamu?) Kebanyakan DSLR memiliki 9 - 11 titik fokus. Kamera profesional lini atas bisa memiliki 45 hingga 51 titik fokus (walaupun hanya 11 - 19 yang bisa dipilh, sisanya adalah titik bantuan).



Ada dua jenis titik fokus, bidang tunggal dan titik silang. Bidang tunggal hanya berkerja pada garis tegak lurus kontras (pada sudut 90 derajat) terhadap orientasinya. Jadi jika kamu melihat melalui viewfinder seperti di atas, kebanyakan titik fokus berupa persegi panjang, beberapa berorientasi horizontal, beberapa vertikal. Titik fokus bidang tunggal hanya akan berkerja tegak lurus terhadap orientasinya. Sehingga - katakanlah kamu sedang memotret sebuah pohon - sebuah titik fokus orientasi vertikal tidak akan dapat menemukan tepi pohonnya, hanya horizontal yang bisa. Kamu bisa memanfaatkan ini dengan memilih sebuah titik fokus yang akan terkunci pada garis yang kamu inginkan dan mengabaikan garis-garis yang tidak perlu kamu fokuskan.
Titik fokus jenis titik silang akan berkerja dengan garis-garis kontras yang sejajar pada cara manapun. Kebanyakan kamera terdiri dari titik silang tunggal di bagian tengah, dikelilingi oleh bidang tunggal di sekitarnya. Kamera canggih terbaru sekarang memiliki titik silang pada semua titik fokus.
Tiap titik fokus juga memiliki sensitifitas tertentu. Kebanyakan memerlukan sebuah lensa dengan aperture maksimu paling tidak f5.6 untuk menggunakan auto fokus. Pada kebanyakan kamera, titik autofocus di sekitar memiliki sensitifitas ini, dan titik tengah menawarkan peningkatan sensitifitas jika kamu menggunakan sebuah lensa dengan aperture maksimum paling tidak f2.8.
Jadi jika kamu berkerja dalam situasi minim cahaya, kamu bisa mendapatkan AF yang lebih baik dengan menggunakan titik fokus tengah. Jika kamu tidak menggunakan lensa f2.8 atau yang lebih baik maka tidak ada keuntungan cahaya rendah pada titik fokus tengah namun itu mungkin tetap akurat karena itu merupakan titik silang.
Juga, ketika melihat pada persegi panjang titik fokus area sensor sebenarnya 2 - 3 kali lebih besar dari yang ditunjukkan. Camkan ini dalam pikiran ketika melakukan fokus. Jika kamu melakukan fokus pada jembatan hidung seseorang sebagai titik fokus, ingat bahwa mata orang tersebut juga berada di dalam area sensor sebenarnya. Auto fokus akan terkunci pada mata bukannya jembatan hidung karena itu memiliki kontras tepi yang lebih banyak daripada cahaya datar pada hidung. Seringkali ini tidak menjadi masalah, namun jika kamu berkerja dengan DOF yang sangat sempit itu bisa membuat perbedaan pada area mana yang memiliki fokus paling tajam.
3. Bantu Lensa Kamu
Kebanyakan sistem autofocus memiliki sejumlah error atau tumpahan dan mungkin melampaui titik fokus terbaik karena mekanis dan inersia pada gerakan lensa. Kamu bisa membantu meminimalkan itu dengan melakukan fokus lensa secara manual mendekati fokus dan biarkan sistem AF mengambil alih gerakan selanjutnya. Atau, jika itu terdengar seperti terlalu banyak usaha, paling tidak berikan dua kali usaha pada AF untuk melakukannya dengan benar. Lakukan tekan separuh pada shutter untuk mendekatkannya dan kemudian lakukan sekali lagi untuk menyesuaikannya.
Keuntungan yang dimiliki lensa berkelas lebih tinggi adalah operasi manual utuh ketika AF terkunci. Lensa yang lebih murah tidak akan mengijinkanmu untuk menyentuh fokus secara manual setelah terkunci, walaupun itu merupakan cara yang bagus untuk memastikan fokus yang sesempurna mungkin.
4. Temukan Garis Yang Bagus
Sistem auto fokus berkerja pada garis sebuah kontras, sehingga akan sulit dilakukan pada subyek tanpa fitur ini (misalnya sebuah pipi atau dahi, pakaian putih atau tuksedo hitam. pasir, dinding berwarna tunggal dll). Pada area seperti ini, AF akan terus mencari dan tidak pernah mengunci. Pendekatannya adalah menemukan "garis yang lebih baik" - mata, garis antara kontras pada baju dan jas, garis antara daratan dan langit, sebuah koridor. Apapun yang memiliki kontras akan membantu AF berkerja dengan lebih baik dan lebih cepat.
Area Fokus Yang Buruk



Area Fokus Yang Lebih Baik



5. Jangan Gunakan Mode "Semua Titik Fokus"
Kecuali jika kamu berada dalam situasi cepat yang ekstrim yang memerlukan fokus yang sangat cepat, paling baik untuk menghindari Fokus Semua Titik. Mode ini tidak mengetahui apa yang ingin kamu fokuskan, dan biasanya berfokus pada apapun yang paling dekat dengan kamera. Ada beberapa situasi dimana ini sempurna, namun hanya sedikit sekali.
6. Fokus dan Komposisi Ulang - Namun Lakukan Dengan Benar
Saya terbiasa melakukan fokus dan komposisi ulang dengan selalu menggunakan titik fokus tengah. Saya akan mengunci fokus dan kemudian melakukan komposisi ulang. Lalu saya membaca beberapa artikel yang mengatakan bahwa kamu tidak seharusnya melakukan itu - dimana kamu seharusnya memotret dengan titik fokus terdekat dengan komposisi subyek akhir. Teori dibalik ini adalah bahwa jumlah gerakan lensa dan sudut lengkung yang membentuk jarak dari subyek ke lensa berubah saat kamu melakukan komposisi ulang. Jika kamu menggunakan titik fokus di atas subyek dan tidak melakukan komposisi ulang, kamu tidak akan mendapatkan perubahan dalam kamera terhadap jarak subyek dan oleh karenanya tidak ada error fokus. Jadi saya mencoba untuk mengambil beberapa gambar untuk menunjukkan kamu bahwa itu demikian - dan ternyata tidak.
Tidak ada manfaat dalam menggunakan titik di atas subyek tanpa komposisi ulang. Nyatanya, berfokus dengan menggunakan titik tengah dan melakukan komposisi ulang sebenarnya lebih tajam dalam setiap pemotretan kecuali pada satu kasus - macro. Dan saya memotret apapun dari 17mm hingga 200mm, dan setiap jarak dari macro hingga 30 kaki dengan hasil yang sama.
Dalam setiap pengujian, penggunaan titik fokus tengah dan tanpa komposisi ulang menghasilkan gambar paling tajam. Gambar paling tajam berikutnya adalah penggunaan titik fokus tengah dan komposisi ulang, dengan ketajaman paling sedikit adalah menggunakan titik fokus terluar di atas subyek. Untuk mengklarifikasi - teorinya benar bahwa kamu kehilangan ketajaman karena melakukan komposisi ulang dari titik tengah. Yang tidak benar adalah penggunaan titik di atas subyek akan mengembalikan ketajaman - tidak demikian.
Sekarang salah satu kemungkinan besar yang saya pikirkan adalah bahwa pada kamera saya, titik fokus tengah tiga kali lebih sensitif dibandingkan delapan titik lainnya dan merupakan titik silang yang jauh lebih tepat. Namun itu menjadi permasalahan dengan kebanyakan kamera kecuali untuk model tinggi seperti Canon 1Ds Mark III atau Nikon D3X. Alasan lainnya mungkin kebanyakan lensa memiliki hasil tertajam di tengah dan semakin turun ke samping.
Ada tiga contoh tipikal dari apa yang saya potret dengan dua kamera berbeda. Nilai inset sebesar 100% crop huruf.









Yang bisa saya sampaikan adalah mengubah titik fokus tidak layak dilakukan, menurut pendapat saya. Namun silahkan coba sendiri karena hasilnya mungkin bervariasi.
Sebuah catatan singkat mengenai macro - ini hendaklah selalu dilakukan dengan sebuah tripod dan fokus manual, karena DOF yang sangat sempit dan kedekatan lensa terhadap subyek.
7. Gunakan Mode Fokus Yang Benar
Kebanyakan DSLR paling tidak memiliki dua mode fokus yang serupa. Yang pertama adalah "One Shot" (Canon) atau "Single Servo" (Nikon). Di dalam mode ini diasumsikan bahwa subyek diam. Fokus terkunci, kamu mendapatkan lampu konfirmasi dalam display bawah, dan kemudian shutter berkerja. Shutter tidak akan berkerja jika fokus tidak terkunci.
Jenis kedua adalah "AI Servo" (Canon) dan "Continuous Servo" (Nikon). Dalam mode ini diasumsikan bahwa subyek bergerak, seperti olahraga, kehidupan liar dll. Kamera akan mencari sebuah subyek dengan titik fokus dan fokus akan berubah secara berkesinambungan agar mengikuti subyek namun tidak akan pernah terkunci. Shutter akan berkerja bahkan jika fokus tidak didapatkan.
Ada mode lainnya dalam beberapa kamera, seperti "AI Focus" pada Canon yang bagus untuk ketika kamu memiliki sebuah subyek yang diam, namun memungkinkan untuk bergerak seperti seorang anak kecil. AF akan mengunci pada subyek namun jika subyek bergerak itu akan memasuki mode AI Servo untuk mengikuti subyek.
Kemungkinan ketiga - fokus prediktif - adalah untuk obyek yang bergerak mendekat atau menjauh dari kamu. Kamera akan mencoba untuk memprediksi gerakan dan memberikan fokus yang dapat diterima.
8. Jangan Ganti Depth of Field untuk Fokus Yang Bagus
Meskipun penggunaan depth of field yang lebih dalam dengan aperture yang lebih kecil bisa meningkatkan ketajaman "tampilan" pada gambar, ingatlah satu hal: tidak peduli berapa depth of field, hanya ada satu titik fokus. Jadi latihlah selalu teknik fokus yang bagus terlepas dari aperture yang kamu gunakan.



9. Gunakan Sebuah Tripod atau Berdiri
Ketika kita memotret sambil berdiri, kita semua memiliki kecendrungan untuk berayun ke depan dan ke belakang - khususnya condong terhadap sebuah subyek dengan sebuah kombinasi kamera/lensa yang berat. Itu alami; setiap orang melakukannya pada tingkatan tertentu. Dan, jika kamu memotret dengan DOF yang sangat sempit, ayunan kecil tersebut bisa mempengaruhi seberapa tajam dan fokus dalam area yang kamu inginkan. Jika kamu memiliki DOF selebar 4 inchi, ayunan 2 inchi bisa memiliki pengaruh yang besar. Jadi, gunakan sebuah tripod.
Sekarang saya harus mengakui, sama banyaknya saya menggunakan tripod - saya membencinya. Mereka menyela cara saya berkerja dan kebanyakan waktu dengan cara saya memotret. Jadi, jika kamu lebih memilih untuk menghindari penggunaannya, paling tidak luangkan waktu untuk menggunakan cara berdiri fotografer yang bagus. Satu kaki di depan yang lainnya dengan sedikit merunduk, lengan terkunci di samping, tidak di udara (ini adalah dimana battery grip dengan kendali samping menjadi berguna), dan badan dibebankan terpusat pada kaki.
10. Jika Semuanya Gagal - Gunakan Fokus Manual
Saya selalu mendengar degupan ketika saya menyarankan ini pada para fotografer. Mereka biasanya mengembar-gemborkan "Saya hanya memotret manual, tidak pernah auto" namun menyarankan fokus manual ke mereka, dan mereka melihatmu seperti kamu baru saja menyarankan mereka untuk menjual anaknya. Fokus manual dalam kebanyakan kasus (dengan diopter yang diatur dengan benar) bisa menghasilkan fokus paling tajam dan terbaik. Khususnya dalam era digital ini dimana begitu mudah untuk melihat zoom 100% atau bahkan 200% dengan monitor kita.
Nyatanya, jika kamu melihat spesifikasi tidak resmi untuk auto fokus, kamu bisa melihat bahwa mereka tidak benar-benar tepat. Berikut spesifikasi untuk "ketajaman": Gambar dianggap tajam jika itu tampak tajam dalam cetakan ukuran 6 x 9 dari jarak 10 inchi. Ya itu saja. Tidak ada zoom 100%, tidak ada cetakan 20 x 30. Itu saja.
Sekarang beberapa kamera baru hadir dengan "Live View". Ini bisa menjadi alat bantu berguna dalam fokus manual. Aktifkan live view, perbesar pada subyek/titik fokus dan periksa ketajaman pada LCD. Ini tidak berkerja dengan baik bagi saya karena saya selalu berada dalam kondisi terang; padang pasir, pantai dll - namun bagi beberapa itu berkerja dengan sangat baik.



Satu catatan singkat mengenai gambar di atas. Saya awalnya menggunakan itu hanya untuk menunjukkan tombol Manual Focus, namun tombol lainnya memunculkan sebuah titik yang menarik; 1.2m to Infinity dan 3m to Infinity. Tombol ini terkait dengan sesuatu yang saya sampaikan sebelumnya tentang tidak mempersyaratkan lensa kamu untuk mencari melalui keseluruhan rentang fokus. Jika kamu tahu kamu tidak akan berfokus pada apapun yang lebih dekat dari 3 meter, ganti itu ke mode ini dan lensa tidak harus bergerak jauh untuk fokus. Ini bisa membawa pada auto fokus yang lebih akurat untuk pertama kalinya.
11. Apa Yang Harus Saya Fokuskan?
Untuk potret/kepala, ini disetujui secara luas: mata. Untuk potret lainnya yang difokuskan tetap wajah, kecuali ada bagian tubuh lainnya yang ingin kamu jadikan "fokus" gambar. Letakkan fokus tertajam pada area dimana kamu ingin menarik perhatian penonton.
Dalam lansekap tidak selalu mudah, namun kamu tetap mengikuti aturan yang sama seperti di atas. Jangan berpegang pada "itu merupakan lansekap sudut luas, fokus pada tidak terhingga". Jika kamu memiliki subyek di depan, fokus pada itu dan biarkan DOF membawa gambar ke background. Jika subyek di latar depan tidak memiliki fokus yang tajam, itu menambahkan kebingungan pada gambar, karena kita secara alami melihat benda dekat lebih tajam dibandingkan obyek yang jauh.






Sekarang saya bisa memasuki fokus pada "Jarak Hiper Fokal" namun itu mungkin melampaui ruang lingkup tutorial ini. Jika kamu tertarik mengenai itu, dan kamu seharusnya demikian, lakukan pencarian cepat Google akan hal itu.
12. Itu berada dalam Fokus, namun apakah itu Tajam?
Focus dan ketajaman merupakan dua hal yang berbeda. Menjelaskan ketajaman bisa menghabiskan tutorial lainnya, sehingga saya hanya membuat beberapa poin berguna.
Jika sebuah gambar di luar fokus, kamu tidak bisa membuatnya fokus dengan mempertajam. Kamu hanya akan memiliki sebuah gambar tidak fokus yang sangat tajam. Kebanyakan gambar RAW memerlukan beberapa penajaman. Apakah kamu menggunakan teknik Smart Sharpen, un-sharp mask, atau hi-pass filtering, kebanyakan gambar RAW mendapatkan manfaat dari penajaman. Dengan dikatakan demikian, seiring peningkatan kualitas kamera saya mendapatkan lebih sedikit kebutuhan untuk penajaman dan sekarang hanya menggunakan itu untuk sekitar 25% gambar saya.
Perlu diingat juga bahwa penajaman tergantung pada produk akhir. Kamu tidak akan mempertajam sebuah gambar berukuran web dengan jumlah yang sama untuk cetak ukuran 16 x 20. Dan dengan pemikiran tersebut, jika kamu ingin menjual sebuah gambar ke agensi fotografi stock, jangan mempertajam gambarmu sama sekali. Kebanyakan memintamu untuk tidak melakukannya, karena kamu tidak bisa memprediksi penggunaan dan ukuran gambar.






13. Pertimbangkan Shutter Speed
Shutter speed merupakan permasalahan lain yang bisa membawa pada kurangnya ketajaman. Setiap orang memiliki batasan pada seberapa lambat shutter speed yang bisa mereka pegang pada panjang fokal lensa. Beberapa orang lebih mantap dibandingkan yang lainnya namun jika kamu tidak memiliki shutter speed yang cukup untuk mengatasi gerakan (goyangan) tanganmu, gambar kamu akan tampak kabur. Untuk lensa standar dan sudut lebar, kebanyakan orang bisa memegang sekitar 1/30 hingga 1/60 detik.
Untuk lensa telefoto yang lebih panjang biasanya itu memerlukan jauh lebih banyak. Aturan umum sebagai awalan adalah "1 di atas panjang fokal lensa mereka". Sehingga jika kamu memiliki lensa 200mm, potret pada 1/200 detik dan lanjutkan dari sana untuk menentukan kemampuanmu memegang. Secara pribadi, saya berguncang seperti California pada sebuah hari yang buruk sehingga saya biasanya memotret pada kecepatan lebih tinggi. Itu juga tergantung pada seberapa jauh kamu dari subyek, karena gerakan semakin meningkat dengan menjauhnya subyek dari kamu berada.
Jika subyek kamu bergerak, memegang kamera dengan diam atau sebuah tripod tidak akan membantu - kamu perlu memiliki shutter speed yang cukup untuk menghentikan tindakan. Kebanyakan dimulai dari sekitar 1/250 namun itu tergantung pada seberapa cepat subyek bergerak. Persyaratan juga bervariasi tergantung pada apakah kamu memotret statis atau melakukan panning bersamaan dengan subyek. Jika kamu melakukan panning, kamu bisa menjauh dengan shutter speed yang lebih lambat dan juga mendapatkan efek yang menarik. Itu memungkinkan kamu menunjukkan gerakan pada latar belakang namun menghentikan subyek.
Sistem stabilisasi gambar pada lensa memungkinkan tangan menahan pada shutter speed yang lebih rendah (hingga 3 stops lebih banyak) namun tidak akan menghentikan tindakan lebih baik daripada lensa non-IS. Kamu hanya bisa menghentikan tindakan dengan shutter speed (atau flash kecepatan tinggi)



14. Lakukan Ekspos Dengan Benar
Dengan memiliki exposure yang tepat dan pencahayaan yang bagus (esensi dari semua fotografi) merupakan hal esensial bagi fokus dan ketajaman yang bagus. Karena ketajaman ditentukan oleh garis sebuah kontras, jika kamu are berada dalam kondisi underexposed atau cahaya yang lemah, gambar tidak akan tampak tajam bahkan jika semua kriteria fokus yang lain terpenuhi.
15. Saya melakukan semua itu. Saya tetap kehilangan fokus!
Ada peluang kecil dimana itu mungkin sebenarnya merupakan masalah pada peralatan kamu. Karena lensa pihak ketiga harus dirancang ulang, mereka tidak akan selalu berkerja secara sempurna dengan kamera bermerek baru. Beberapa bagus, yang lainnya tidak. Namun terkadang bahkan lensa bermerek tidak dibuat secara sempurna.
Kamera seperti Canon 50D dan 1D/Ds Mark III memiliki penyesuaian yang bagus untuk fokus depan dan belakang untuk sampai 20 lensa yang berbeda, sehingga jika kamu mengetahui sebuah lensa yang terus berfokus di depan subyekmu setiap saat, kamu bisa membuat penyesuaian dalam kamera untuk memperbaiki itu. Jika ini tidak tersedia, kamu perlu menentukan apakah itu hanyalah lensa kamu - atau lensa dan kamera kamu - yang perlu diperbaiki.
Berikut adalah sebuah tes yang bisa kamu lakukan di rumah untuk memberikan gambaran yang bagus apakah itu kamu atau kamera. Temukan sebuah penggaris atau kayu meteran dan letakkan itu pada sebuah meja yang menjauh dari kamera. Pasang kamera pada tripod, dan buka aperture selebar mungkin. Potret penggaris pada sudut 45 derajat, dengan berfokus pada tanda tertentu - dalam kasus ini, tanda 6".
Jika itu tampak paling jelas ketika kamu membuka gambar, maka peralatanmu baik-baik saja - kembali dan asah teknikmu! Jika titik tertajam berada di depan atau di belakang titik tersebut, maka kamu tahu ada permasalahan peralatan dan itu hendaklah dikirim untuk diperbaiki.



16. Kesimpulan
Saya telah membahas banyak topik dalam tutorial ini - jadi kerja bagus karena telah membaca sejauh ini! Saya merasa bahwa fokus dan ketajaman yang bagus merupakan dua hal teknis terpenting yang kamu perlukan untuk mendapatkan gambar yang bagus. Itu bisa membuat perbedaan antara apa yang tampak profesional dan apa yang tampak seperti karya amatir (dan kita semua ingin tampak profesional - apakah kita memang demikian atau tidak).



Silahkan menyampaikan pemikiranmu di dalam komentar - apakah kamu pernah memiliki permasalahan dengan fokus dan ketajaman?